this blog hope to help the lovers of sports, especially football to get news about the latest football.

Rabu, 10 Juni 2009

Wawancara dengan Arsene Wenger

Detiksport dan dua media dari Indonesia lainnya dapat kesempatan langka melakukan wawancara dengan Arsene Wenger. Salah satu manajer tersukses di Inggris itu bercerita soal pembatasan pemain hingga talenta sepakbola Asia.

Atas undangan dari Castrol, wawancara ini dilakukan di Dataran Merdeka, Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (9/6/2009). Berikut adalah petikan wawancaranya.

Tanya (T): Selamat siang, Arsene
Wenger (W): Selamat siang. Senang bertemu dengan Anda.

T: Arsene, Indonesia memiliki jumlah penggemar Liga Inggris yang sangat banyak. Termasuk di antaranya adalah Arsenal.
W: Terima kasih, terima kasih. Bagaimana kalau saya saja yang mewawancarai kalian saja? (tertawa).

T: Arsene, kapan Anda akan membawa tim Anda tur ke Indonesia. Manchester United melakukannya tahun ini.
W: Sangat sulit untuk menjawabnya. Saya sangat ingin datang ke sana. Berapa jumlah penduduk di sana? (dijawab 200 juta orang lebih) Namun saya kesulitan karena pemain juga terlibat dalam agenda internasional, terutama tahun depan menjelang Piala Dunia 2010. Jadi, saya bilang saya tidak bisa menjanjikan meski saya sangat ingin ke sana. Tidak dalam waktu dekat ini tampaknya.

T: Arsene, bagaimana pendapat Anda tentang rencana FIFA membatasi jumlah pemain asing dengan formula 6+5?
W: Well, saya percaya bahwa dunia modern haruslah terbuka. Secara filosofis, sepakbola adalah sebuah pesan pembauran.
Dalam sebuah pekerjaan, kompetisi adalah sebuah hal yang penting. Pembatasan seperti itu diskriminatif dan melawan akar dari semua pekerjaan di dunia ini.

T: Tapi Arsene, pemain asing dituding sebagai salah satu penyebab kemunduran prestasi tim nasional, termasuk Inggris.
W: Anda bisa lihat, (Steven) Gerrard bermain rutin di Liverpool. (Frank) Lampard juga bermain di Chelsea. Itu karena mereka memang pemain yang bagus.
Pemilihan pemain tidak tergantung kepada paspor atau di mana Anda dilahirkan. Mereka dipilih atas dasar kualitasnya.

T: Lalu bagaimana dengan identitas? Arsenal dan Chelsea bisa saja kehilangan identitas London mereka?
W: Identitas tidak terkait dengan di mana Anda dilahirkan. Bisa saja saya seorang Prancis berkulit putih, tetapi saya memiliki kebiasaan dan nilai-nilai Malaysia. Itu artinya saya punya identitas kemalaysiaan. Tetapi dapat juga saya seseorang yang lahir di sini, tetapi saya sama sekali tidak mewakili nilai-nilai (value) dari orang Malaysia.

T: Arsene, MU telah menikmati sukses di dalam dan di luar lapangan dengan seorang pemain Asia, yakni Park Ji-sung. Kapan Arsenal akan melakukan hal serupa?
W: (tertawa) Anda tidak boleh lupa. Saya adalah seorang manajer yang pertama kali membawa pemain Asia ke Premiership, yaitu (Junichi) Inamoto (gelandang berkebangsaan Jepang—red). Bisa tidaknya pemain Asia bermain di Arsenal tergantung kepada kualitasnya. Saya tahu, pemain Asia punya sikap dan etos kerja yang bagus.
Dan Anda juga jangan lupa, MU tidak membawa Park dari Asia. MU membawa dia dari PSV Eindhoven. Dia bisa bermain di sana atas jasa besar Guus Hiddink yang waktu itu sedang melatih timnas Korea Selatan.

T: Bagaimana dengan Arsenal musim depan, Arsene?
W: Musim ini, kami mengawalinya dengan buruk. Tetapi di paruh kedua musim, kami meraih hasil-hasil baik. Kami yakin kami berpeluang.

Waktu 10 menit yang diberikan panitia kepada tiga wartawan Indonesia terasa sangat cepat berlalu. Wawancara pun diakhiri dengan foto bersama serva penandatangan sejumlah suvenir.

T
: Terima kasih, Arsene. Senang bertemu dengan Anda.
W: Sama-sama. Senang juga bertemu dengan Anda. Kita ketemu lain waktu.

sumber : http://www.detiksport.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar